RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WASALLAM BERSABDA :
"ORANG YANG MANDUL IALAH ORANG YANG MEMPUNYAI BANYAK ANAK, TETAPI ANAK-ANAKNYA TIDAK MEMBERI MANFAAT KEPADANYA SESUDAH IA MENINGGAL DUNIA".
( HR. AHMAD )
مَا تَعُدُّونَ الرَّقُوبَ فِيكُمْ؟ قَالَ قُلْنَا: الَّذِي لَا يُولَدُ لَهُ، قَالَ: «لَيْسَ ذَاكَ بِالرَّقُوبِ وَلَكِنَّهُ الرَّجُلُ الَّذِي لَمْ يُقَدِّمْ مِنْ وَلَدِهِ شَيْئًا
Baginda Rasulullah saw pernah bertanya kepada para sahabat:
“Tahukah engkau siapakah yang Mandul?”
Para sahabat menjawab :
"Orang yang Mandul ialah orang yang tidak mempunyai anak”.
Lalu Baginda Rasulullah saw Bersabda:
"Orang yang Mandul ialah orang yang mempunyai banyak anak, tetapi anak-anaknya tidak memberi manfaat kepadanya sesudah ia Meninggal Dunia”.
(HR. Ahmad).
Jadi pengertian Mandul (Tidak mempunyai Keturunan) itu kurang tepat.
Seorang yang Mandul pada saat ini adalah para orangtua yang hanya mempunyai anak-anak Biologis dan tidak memiliki anak-anak Ideologis. Para orangtua yang gagal mencetak anaknya untuk menjadi Shalih dan mau berjuang di jalan ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala dan Rosul-Nya ...
Merekalah orangtua yang Mandul berdasarkan Hadits Nabi Shollolloohu 'Alaihi Wasallam diatas.
Disinilah kita mengerti betapa banyak diantara kita yang Mandul. Kita tidak mampu mempengaruhi anak, sebab anak-anak lebih banyak dipengaruhi oleh kawan, televisi, Gadget, dan lingkungannya.
Sehingga anak-anak tersebut bertumbuh kembang tidak menjadi Hamba Allah dan membawa manfaat kepada Agama Allah, namun mereka tumbuh menjadi Hamba Dunia dan tidak mengerti Agama Islam.
Imam Al Qurthubi Rodhiyolloohu 'Anhu berkata:
"Tidak ada perniagaan yang membahagiakan pandangan laki-laki kecuali ia mendapatkan anak-anaknya menjadi Shalih dan mereka senantiasa memikirkan Agama Allah”.
Jadi, tidak semua anak bisa menjadi investasi Akhirat. Dan tidak banyak orangtua Shalih yang mampu mencetak anak-anaknya menjadi Shalih, sehingga bermanfaat panjang untuk kehidupan orangtuanya di masa tua atau di Akhirat kelak.