Dan itu baru dapat ditemukan setelah melewati kebingungan demi kebingungan yang berlapis .
Dimana keraguan adalah tirai penutup keyakinan .
Dalam mengingat Tuhan ...
tugas hatimu membuat tirai tersingkir .
Lalu buat egomu tak bisa mangkir , apalagi mungkir . Barulah goresan demi goresan takdirmu terukir ,
dalam hidup didunia ini Jalani , nikmati , syukuri , jadilah yang alami dan berarti .
Ada yang berkata : "datangilah tempat dimana dirimu dihargai , bukan dibutuhkan , dengan alasan karena banyak orang mau membutuhkan tetapi tidak menghargai"
Namun bagiku kemanfaatan seseorang itu jika dibutuhkan , bukan dihargai .
Nilai seseorang itu bukan diukur dari banyaknya orang yang menghargai , tetapi diukur dari banyaknya orang yang membutuhkan , itulah yang dimaksud manusia hidup yang memanusiakan manusia .
Keinginan manusia tidak pernah ada batasnya Untuk itu , belajarlah untuk menikmati kehidupan dengan kebahagia'an yang sederhana ,
sekedar cukup untuk engkau mengerti , bahwa kau tidak akan pernah dinilai baik oleh orang lain jika kau tidak seperti yang menilai dirimù .
Orang yang kehilangan makna dan arah hidup umumnya akan mengalami kekosongan jiwa .
Dia boleh jadi banyak harta , menikmati kemewahan setiap hari .
Namun saat usia semakin tua , ia pun sadar bahwa kekayaan dan kenikmatan hidup akan usai suatu hari .
Apalagi ketika tubuh mulai sering sakit , hartanya tak lagi terasa begitu penting untuk dibanggakan , dan segala segala macam makanan tidak terasa nikmat .
Sebagian tetap tidak menyadari bahwa dalam hidup , segalanya akan dilepaskan , ditinggalkan , baik secara sukarela atau terpaksa . Lalu saat sakaratul maut menjemputnya semua harta tiada lagi manfaat untuk dirinya , apalagi yang tersisa ?
Orang yang memiliki arah hidup dan memaknainya secara spiritual secara mendalam akan tersenyum di akhir hayatnya , ia tahu dengan pasti ke mana rohnya akan pergi dan siapa saja yang menunggunya di alam kelanggengan dan keabadiaan .
Apakah kita , yang percaya pada Tuhan , sekarang yakin 100 persen bahwa roh kita lagi ditunggu-tunggu kekasih-Nya , dinanti-nanti oleh malaikat Ridwan ? Atau jangan-jangan malah ditunggu Malaikat Malik ?
Barangkali kita harus belajar lagi membaca , iqra' , membaca lagi arah pulang , membaca diri kita sendiri , agar tahu jalan dan tak tersesat di tempat di mana kita tak tahu pasti siapa yang akan membela kita di pengadilan terakhir dihadapan Sang Raja diraja Rabbul 'alamin '-' .
Wa Allahu a'lam .