" AKU, CUT KEUMALAHAYATI SEORANG BOCAH KECIL YANG SENANG BERMAIN DILAUT. MENCINTAI NEGRIKU MELEBIHI NYAWAKU SENDIRI "
11 September 1599
Cornelis de Houtman bersimbah darah. Terkapar di atas geladak kapalnya sendiri. Petualang dan penakluk ternama dari Belanda itu terbujur tak bernyawa, pedang masih di tangannya.
Perempuan itu berdiri di dekatnya. Wajahnya mengeras, rencong di tangannya bermandi darah.
Dalam pertarungan satu lawan satu, de Houtman dikalahkannya. Maksud menguasai Aceh terhenti diujung rencong perempuan bernama Malahayati, Laksamana Laut Kerajaan Aceh Darussalam.
Bocah perempuan bernama Cut Keumalahayati itu selalu riang diajak ayahnya Laksamana Mahmud Syah ke laut. Ia berlarian di geladak kapal. Ia merdeka mencium angin laut. Ia girang mendengar debur ombak dan kicau camar..Sejak dilahirkan, Keumalahayati sudah jadi anak laut. Garis keturunan laksamana gagah digdaya ada dalam darahnya.
Ketika anak-anak perempuan lain bermain, menari,berkutat di dapur. Keumalahayati mengikuti pendidikan militer milik kesultanan di Mahad Baitul Maqdis. Di akhir abad ke-14, sesuatu yang tak lumrah perempuan mengikuti pendidikan militer. Ayahnya mendukungnya, mengabaikan segala gunjingan. Ia tahu benar anak gadisnya.
Cemerlang Keumalahayati. Instruktur orang-orang Turki mengakui kecerdasannya. Gadis muda itu kemudian diangkat menjadi Kepala Barisan Pengawal Istana Panglima Rahasia.
Menikah ia dengan kakak kelasnya. Bulan madu tak lama. Dalam pertempuran dengan pasukan laut Portugis, suami yang dikasihinya gugur di Selat Malaka. Keumalahayati berduka.
Saat itu, Aceh menjadi incaran Portugis, Belanda dan Inggris. Menjadi pintu masuk kolonialisasi di Nusantara.Keumalahayati tak sudi tanah airnya, laut negeri yang dicintainya dikuasai asing.
Ia kumpulkan 2.000 janda, dibentuknya pasukan inong balee. Perempuan-perempuan yang suaminya gugur di medan laga. Pasukan ini berada di Teluk Lamreh Krueng Raya. Pasukan perempuan yang ditakuti. Tersiar kabarnya hingga tertulis dalam manuskrip di Cina, India dan negara-negara Eropa.
Tersebutlah nama Laksamana Malahayati. Perempuan perkasa itu pemimpin armada laut, 100 kapal perang, masing-masing mampu memuat 400-500 prajurit. Laksamana perempuan pertama di dunia. Aksinya bukan penaklukan tapi mempertahankan tanah leluhur Aceh darussalam. Pasukan Portugis dan Belanda dipukul mundur bolak balik.
Hingga Ratu Elizabeth I harus berpikir ulang pasukannya melewati Aceh. Ratu penakluk itu harus mengirimkan surat meminta ijin melewati Aceh. Sampai sudah di telinganya, Admiral Malahayati pemimpin pasukan janda yang tak bisa ditaklukkan.
***
1606
Laksamana Malahayati dan pasukannya berhadapan dengan armada Portugis pimpinan Alfonso de Castro yang terus merangsek merebut Krueng Raya. Perempuan itu mengangkat rencongnya tinggi-tinggi, tak surut mundur ia menghadapi siapapun yang akan menguasai
Aceh tercintanya. Dia pimpinan, dia berada paling depan.Desing peluru dan teriakan kematian mengitarinya.
Perempuan bernama keumalahayati dikabarkan syahid dalam pertempuran itu. Laut berduka. Camar dan debur ombak menebarkan doa. Angin laut terasa sangat dingin dari biasanya.
***
Perempuan mana di semua samudera yang menjadi laksamana perkasa?
Perempuan Eropa. . .???
Mereka Masih berjalan di terjal gelap!
Keumalahayati sudah menghunus belati memimpin pasukan laut, mengusir angkara Eropa.
Aneh nya kenapa harus ada peringatan 21 april? Bila 6 abad lampau kesetaraan gender telah di buktikan seorang keumalahayati dgn 2000 pasukan para jandanya.
AL FATIHAH untuk pahlawan & Ulama Wanita Aceh LAKSAMANA KEUMALAHAYATI