dengan sebutan
Abu Hanifah,
atau populer disebut
*IMAM HANAFI,*
pernah berpapasan
dengan anak kecil yang berjalan
mengenakan sepatu kayu
(terompah kayu).
Sang Imam berkata,
"Hati-hati nak dengan sepatu kayumu itu, jangan sampai kau tergelincir."
Bocah ini pun tersenyum
dan mengucapkan terima kasih,
dan bertanya,
"Bolehkah saya tahu namamu, Tuan?"
"Nu'man namaku,"
jawab sang Imam.
"Jadi, Tuankah yang selama ini terkenal dengan gelar Al-Imam Al-A'dhom (Imam Agung) itu..??"
Tanya si bocah,
"Bukan aku yang memberi gelar itu, masyarakatlah yang berprasangka baik dan memberi gelar itu kepadaku."_
Si bocah berkata lagi,
"Wahai Imam, hati-hati dengan gelarmu. Jangan sampai tuan tergelincir ke neraka karena gelar itu...! Sepatu kayuku ini mungkin hanya menggelincirkanku di dunia. Tetapi gelarmu itu dapat menjerumuskanmu ke dalam api yang kekal jika kesombongan dan keangkuhan menyertainya.
Ulama terkenal yang diikuti banyak umat itupun tersungkur menangis.
Imam Abu Hanifah
bersyukur.
Siapa sangka,
peringatan datang dari lidah
seorang bocah.
Karna Banyak Orang
*Tertipu karena Popularitas,*
*Tertipu karena Kedudukan dan jabatan,*
*Tertipu karena Gelar*
*Tertipu karena Maqom dan Posisi,*
*Tertipu karena Harta yang berlimpah,*
*Tertipu karena Status sosial dll.*
Jangan sampai kita
tergelincir...
jadi angkuh
dan
sombong.
karenanya,
PEPATAH MENGATAKAN,
*_SEPASANG TANGAN YANG MEMEGANGMU KALA TERJATUH, HARUS KAU PERCAYAI DARIPADA SERIBU TANGAN YANG MENYAMBUTMU KALA ENGKAU TIBA DI PUNCAK SUKSESMU"._*
Semoga menjadi "ibrah" (pelajaran yang baik) bagi kita semua... Aamiin yra
( Rz.mr)