Indonesia akan menerapkan sistem pembayaran tol nirsentuh tanpa perlu berhenti lagi. Pembayaran nggak perlu pakai kartu e-toll lagi, sebagai penggantinya transaksi tol menggunakan aplikasi di ponsel. Transaksi tol nantinya akan menggunakan sistem multi lane free flow (MLFF).
Aplikasi tersebut bernama Cantas. Emil Iskandar, perwakilan dari PT Roatex Indonesia Toll System (RITS) yang menggarap proyek MLFF di Indonesia bilang, transaksi jalan tol dengan menggunakan aplikasi ponsel merupakan pertama di dunia.
"Kita boleh berbangga hati karena memang ini secara teknologi ini diterapkan pertama di dunia, bahkan berbasis aplikasi untuk sistem pembayaran itu juga info terakhir sampai 2021 masih yang pertama di dunia, nggak tahu mungkin kalau bulan Februari (2022) sudah ada yang buat saya nggak tahu lagi. Tetapi ketika nanti diluncurkan ini memang sistem pembayaran transaksi tol berbasis aplikasi MLFF belum ada yang menggunakan di negara lain," ujar Emil dalam FGD INSTRAN dengan tema 'Penerapan Denda dalam Implementasi MLFF' yang digelar secara virtual, Jumat (20/5/2022).Memang, di beberapa negara seperti di Eropa sudah diterapkan sistem transaksi tol tanpa berhenti. Tapi, mereka tidak menggunakan aplikasi di ponsel. Di luar negeri, transaksi tol tanpa setop menggunakan perangkat on board unit (OBU).
"OBU yang di luar negeri berbentuk fisik, harganya mahal, kita buat solusi yang kita katakan Electronic On-Board Unit (E-OBU), dengan cara men-download aplikasi, dalam aplikasi sudah ada built-in OBU, sehingga pengguna tidak harus lagi membeli OBU," ucap Emil.
Ke depan, gerbang tol akan ditiadakan jika MLFF 100% dijalankan di Indonesia. Ini menjadi keuntungan bagi pengguna jalan tol karena tak perlu antre lagi untuk melakukan transaksi.
"Tapi untuk sebagian orang ini, 'Hore bisa masuk tol'. Ini yang sebenarnya sekarang kita coba solusikan. Kita diskusinya panjang dengan pihak kepolisian (terkait pengenaan sanksi jika tidak membayar). Dalam artian yang akan kita buat ini sebenarnya, tetap ada barrier, tapi barrier itu kita kasih nama virtual barrier," ucap Emil.Di Eropa, menurut Emil, dendanya bisa lebih dari 100 kali tarif tol. Bahkan, di Rusia dendanya 1.000 kali lipat dari tarif jalan tol. Hal itu membuat pengguna jalan tol yang ogah membayar jadi mengurungkan niat melakukan pelanggaran.
"Di kita nggak akan sampai seperti itu (denda 100 kali tarif jalan tol). Karena tujuan denda tujuannya untuk mencegah, bukan untuk diterapkan. Dengan dendanya itu, bagaimana orang yang tadinya berniat melakukan pelanggaran, berpikir dua kali untuk melakukan pembayaran," sebutnya.
Sistem MLFF ini ditargetkan mulai berlaku mulai akhir tahun 2022 ini. MLFF ini diterapkan secara bertahap. Rencananya, pada 2024 sistem MLFF diterapkan sepenuhnya di Indonesia.