Razanews, Jakarta,- Kisah penemuan Teruo Nakamura, seorang prajurit Jepang yang bertahan di Pulau Morotai selama hampir 30 tahun setelah Perang Dunia II, menjadi salah satu cerita paling unik dalam sejarah. Nakamura, yang sebenarnya bernama Attun Palalin dari etnis Amis di Taiwan (dulu Formosa), ditemukan pada akhir 1974 berkat persahabatan yang terjalin antara dirinya dan penduduk setempat. Seorang warga, Luther Goge, mengungkap keberadaan Nakamura kepada aparat setempat setelah mendapat wasiat dari ayahnya, Baicoli, yang telah berteman dengan Nakamura selama bertahun-tahun.
Penemuan Nakamura memicu operasi pencarian oleh TNI-AU, yang akhirnya menemukannya di tengah hutan. Setelah penangkapan yang melibatkan skenario yang rumit, termasuk menyanyikan lagu kebangsaan Jepang untuk meyakinkan Nakamura bahwa perang telah berakhir, dia dibawa ke Jakarta. Kondisinya, meski terisolasi selama hampir tiga dekade, ternyata baik, dan penemuannya menjadi berita internasional.
Namun, status kewarganegaraan Nakamura menjadi masalah. Karena dia bukan etnis Jepang asli dan berasal dari Taiwan, Jepang mengalami dilema terkait repatriasinya. Akhirnya, Nakamura memilih kembali ke Taiwan, bertemu kembali dengan keluarganya setelah bertahun-tahun terpisah. Nakamura meninggal pada 15 Juni 1979 akibat kanker paru-paru.
Untuk menghormati kisahnya, sebuah monumen didirikan di Desa Deheglia, Morotai, mengenang perjalanan panjang Nakamura sebagai prajurit yang bertahan sampai akhir dan warisan sejarah yang ditinggalkannya.(rz.ajh)